lyfe and reviews

Review Buku : Spare by Prince Harry

 

Setelah lama mempertimbangkan akhirnya aku beli juga e-book Spare di Amazon. Awalnya mau beli bukunya tapi karena mau minimalis ya sudah beli versi digital saja wkwk. Dan banyak juga yang menyarankan supaya ambil versi audionya juga. Karena bisa mendengar dari mulut Pangeran Harry sendiri.


Kalau aku membaca berita-berita di media Indonesia, belum ada satupun yang positif tentang Pangeran Harry dan Meghan Markle ini. Lebih banyak mereka digambarkan sebagai orang-orang dengan priviledge yang manja tidak berterima kasih, meninggalkan keluarganya, kerjanya menyerang kerajaan dsb.


Imej seseorang yang ditancapkan oleh orang (media) bila berulang-ulang akan sangat kuat. Aku netral, tapi tidak bisa mencegah itu memasuki otakku.


Untungnya suami istri Sussex tersebut sudah tinggal di Amerika, yang tidak merasa berhutang atau terikat dengan Inggris. Harry dan Meghan memiliki kesempatan menceritakan dari sudut pandang mereka. Dan ini sebetulnya penting juga, agar orang bisa menilai secara adil. 


Jadi ingat years ago aku pernah membaca otobiografi Andrew Morton tentang Diana Her True Story yang menghebohkan publik. Perasaan  mungkin mirip seperti kala itu.

📙📙📙📙

Preambule dari buku ini diawali dengan narasi Pangeran Harry di sebuah pemakaman, cerita tentang keluarganya, kenangan tentang sang ibu Putri Diana. Gambaran hubungan Harry dengan sang kakak, Pangeran William, serta sang ayah, Pangeran Charles. Bagaimana mereka tidak juga mengerti mengapa dia memutuskan untuk berhenti dari tugas kerajaan dan pergi. 


Disini bagian demi bagian dimulai. Bagian pertama adalah "Out of the Night That Covers Me".


Dari pembukaan cerita, mungkin semua orang yang selama ini menganggap William-Harry itu sebagai saudara yang kompak dan bahu membahu pasca kematian ibu mereka, mulai berkeping-keping. Disini William tampak lebih "membumi", tidak seperti yang digambarkan oleh media. Dia sama seperti semua anak sulung yang kadang memiliki perilaku bossy ; tidak mau mendengar alasan, selalu berekspresi marah kalau menghadapi adik. Harry sendiri menyebut William sebagai "my beloved brother, my arch nemesis.


Aku melihat adanya sibling rivalry yang kuat diantara dua bersaudara itu. Dan itu sepertinya tidak dihandel dengan baik sejak kecil. Bisa dimaklumi karena ibu mereka sudah nggak ada, dan  William sendiri adalah calon Raja. I mean, siapa yang berani membantah posisi itu? Sedikit banyak itu tentu akan berpengaruh dalam membentuk karakter seseorang. 


Di Indonesia mungkin mirip saudara tertua yang suka bawel atau memandang remeh adiknya, "Ah kalau dia mah suka telat bangun.." "Ah dia mah kalau nggak ditahan ngomong bisa berantakan." 


Nggak semua saudara sulung seperti itu, ada yang sangat ngemong, protektif, atau mendukung adik-adiknya. Bahkan rela sampai nggak lanjutin sekolah untuk cari duit, yang penting adiknya berhasil.


Sayang, sepertinya dalam kacamata Harry, ia tidak memiliki kakak seperti itu.  Orang banyak bilang dia melebih-lebihkan atau bahkan berbohong soal kakaknya. Aku yang penasaran lebih suka melihat sendiri interaksi keduanya seperti di video-video dibawah ini.






Nggak merasa heran saat bom waktu rivalry antar kedua bersaudara ini akhirnya meledak. 

Semakin kemari aku memahami bagaimana rasanya jadi Pangeran Harry dan Meghan Markle tentunya dengan berbagai konflik dalam istana serta kejar-kejaran dengan Paparazzi. Kita melihat kehidupan orang istana seperti di awang-awang, padahal butuh kerja keras juga dan tentunya kurang sekali privasi untuk bebas kemana-mana. Bahkan segala perilakumu di sorot. Kalau nggak kuat mungkin bisa kena mental.

Overall,  otobiografi Pangeran Harry ini worthed buat di baca terutama buat kamu penggemar cerita Kerajaan Inggris. Mereka keluarga biasa dengan segala drama keluarga seperti yang lain. Bedanya cuma satu : mereka lebih disorot hingga ke akar-akarnya sehingga itu membuatmu harus bertahan dengan cara bagaimanapun juga. Termasuk mungkin mengorbankan imej yang lain.


Gambar fitur: flickr.com by Philip Pessar

2 comments:

  1. Aku juga ga mau komen banyak sih ttg mereka 😅. Krn toh ga tau juga faktanya gimana kan. Namanya keluarga kerajaan.. birokrasinya rumit dan macem2, jadi kalo sampe ada yang ga tahan mental, lama2 membentuk bom bisa aja 😅. Tapi aku tertarik baca bukunya mba. Biasanya yg begini pasti banyak intrik2 dalam istana 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau menurut aku ya gaya hidup strata monarki memang kurang cocok untuk orang2 yg free spirit spt Diana, Harry, Meghan. Mereka punya perilaku alami yg membuat orang penasaran. Tapi karena di kerajaan berlaku protokoler dan struktur mereka nggak bisa tampil lebih menyolok dari urutan diatas mereka. Aku tertarik karena pangeran Harry membawa isu politik hubungan monarki dengan jurnalis. 😀 Selama ini masalah itu kan tabu ya.

      Delete