lyfe and reviews

The Great Game


Kemarin aku membaca sebuah postingan di medsos, meminta kita untuk tidak mempermasalahkan pendapat orang lain, saat ingin posting sesuatu yang di negara ini merupakan privilege (our blessing). Entah karena orang lain tidak mampu melakukan itu karena kondisi ekonomi atau mental, pokoknya nggak usah dipikirin.

Berawal dari sana, makin hari aku semakin menyadari bahwa hidup itu sebetulnya seperti permainan game. Selalu ada cobaan dan tantangan untuk naik ke level berikutnya. Dan setiap orang  'jenis permainannya" nggak pernah sama. 

Nggak semua orang sadar, sedang ada dalam sebuah permainan, yang harus dimenangkan. Karena merasa hidup sudah berjalan sebagaimana yang dia inginkan. Bahwa dalam zona nyaman pun kita sebetulnya lagi diuji. 

Menurut aku, kasus yang paling bisa "kelihatan", manusia umumnya diuji dengan ; kemiskinan, kebodohan, ketidakberdayaan, disfungsi keluarga, kondisi fisik, terganggunya kesehatan, mental health problem, dsb. Ini adalah kondisi jenis pertama. 


Sementara kondisi jenis kedua, yang seringkali nggak "kelihatan", karena kita menganggap itu adalah sebuah berkat adalah : kecerdasan, kekayaan, kesehatan, kesuksesan, keluarga yang harmonis, pasangan yang ideal, dsb. 



Kondisi jenis kedua, walaupun tampak baique-baique saja, tetap pada dasarnya itu juga cobaan/tantangan. Misal, sudah kaya banget, mulai diuji apakah mereka beneran sudah bahagia sekarang (ada saja yang tetap hangry atau merasa hampa), yang cerdas diuji dengan apakah mampu tetap bijak, rendah hati saat menyadari bahwa ia bisa juga melakukan kesimpulan salah, yang sehat diuji apakah ia ingat bahwa suatu hari bisa sakit, yang sukses juga sama.


Kalau orang Jawa punya filosofi untuk selalu hidup dengan berlandaskan "prihatin" (bukan yang bertapa loh) . Artinya di posisi manapun, tetap sisakan tempat untuk menganggap diri kita itu adalah makhluk yang tidak sempurna, jadi dalam bersikap, berpikir dan bertindak hendaknya harus penuh dengan kesederhanaan. Mungkin lebih mudah manusia menyelami itu saat ada di kondisi jenis pertama. 


Sayangnya era media sosial sekarang ini, terbukti sangat tidak bersahabat dengan filosofi leluhur diatas. Pengembang media sosial agaknya paham betul bagaimana memanipulasi kebutuhan psikis terdalam dari diri manusia. Seperti keinginan besar untuk menunjukkan eksistensi diri, diakui, kesepian, dsb. Nggak heran Meta, sebagai salah satu pengembang medsos pernah digugat oleh 33 negara bagian di AS karena dianggap "merusak kesehatan jiwa generasi muda melalui sifat adiktif dari platform media sosial mereka."


Kembali ke topik, jadi menurut aku sebetulnya, yang paling penting untuk dipegang di jaman sekarang (selain kepercayaan tentu saja) adalah knowing the simplest truth ; life is a great game that we have to go through every stage. What for? To be a better person, at least better than yesterday.  In life, we ​​do not compete with anyone other than ourselves. We must be aware of what position we are in and know what part we are being tested on. 


Kadang sulit, untuk rutin mengingat, bahwa segala blessing, kelebihan, dan kesenangan-kesenangan, adalah part of our test. Asal jangan sampai sudah terlambat baru sadar, oh selama ini missed di bagian yang ini dan itu. Sesal kemudian gak guna, kata orang. 


Kalau berpikir begini, apakah orang akan berhenti berlomba-lomba memamerkan pencapaian di medsos? Atau jatuh ke dalam jurang kondisi nyinyir? 


Who knows. What do we do if we know that we are being tested? 


Apakah mungkin akan menahan diri dulu sebelum melakukan sesuatu, untuk mempertanyakan, "Hal semacam ini dapatkah membuat diriku menjadi orang yang lebih baik?"  


Media sosial bisa bermanfaat juga bagi banyak orang, namun menjaga agar itu tidak merusak diri sendiri, mungkin itu, sebetulnya, sesuatu yang musti diwaspadai betul. 


Demikian sekilas pemikiran. Aku menulis ini terutama sebagai pengingatku. Benarkah? Atau salahkah? Mungkin teman-teman bisa melihatnya dari pengalaman kehidupan masing-masing selama ini. Semoga kita akan memenangkan apapun yang sedang dihadapi. Konon kita nggak akan diuji yang di luar batas kemampuan diri menerimanya. 😃


Good luck!💚


Gambar :  PIRO4D, JESHOOTS-com, dan dimitrisvetsikas1969 dari  pixabay.com

4 comments:

  1. Bener mabk...kadang ujian" itu gak melulu berupa kesusahan, sedih dan sakit,... kebahagiaan, sehat, kekayaan dsb itupun ujian, cuman kadang kita kelewat percaya diri, sampai gak nyadar.

    medsos emang kayak dua sisi mata uang, kalo di kelola dengan baik ya mudah "an berbuah baik, sebaliknya , banyak orang terobsesi dan melakukan segala cara supaya terkenal mungkin ?.. komen"buruk dan nyiyiran juga bikin aku yg baca jadi iih serem amat....hidup memang penuh ujian, dan tiap ujian ada tingkatannya, moga-moga kita dapat melewati ujian itu dengan legowo.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kelewat percaya diri, betul itu kalimat yang pas banget.

      Memang medsos pedang bermata dua. Seram ya komentator di medsos itu kalau sudah berbicara, ya memang harus hati-hati banget sih dengan medsos dan kalau bisa jangan terlalu attach mungkin ya...

      Delete